KOMPAS.com — Bagi pasangan yang sedang berusaha untuk
memiliki momongan, frekuensi berhubungan seks memang penting. Ada
pendapat yang menyebutkan, makin sering bercinta, makin besar pula
peluangnya untuk hamil.
Selain frekuensi, banyak juga pasangan
yang melakukan perhitungan matematika untuk mengalkulasi kapan
terjadinya ovulasi sehingga peluang kehamilan semakin besar.
Secara
teori hal itu masuk akal. Kehamilan bisa terjadi jika sperma bertemu
dengan ovum. Sayangnya, tidak setiap hari wanita berovulasi. Penelitian
terbaru menunjukkan peluang sel sperma untuk membuahi sel telur memang
sangat kecil. Masa subur seorang wanita (keluarnya sel telur dari indung
telur) hanya berkisar 4-5 hari.
Itu sebabnya hubungan seks harus
dilakukan sehari sebelum atau hari pertama masa subur. Karena itu,
banyak pasangan yang memilih untuk bercinta lebih sering selama masa
subur tersebut.
Namun, meski hubungan seks di masa subur sangat
dianjurkan, tetapi frekuensi yang terlalu sering tak terlalu
menguntungkan. Ini karena jam biologis tubuh sulit diprediksi. Meski
siklus haid teratur, tetapi ovulasi bisa terjadi kapan pun selama siklus
tersebut. Selain itu, ada pendapat bahwa ejakulasi terlalu sering juga
bisa membuat jumlah sperma lebih rendah.
Penelitian menunjukkan,
selama pihak pria memiliki jumlah sperma yang normal, bercinta setiap
hari memang bisa meningkatkan peluang kehamilan. Tetapi, tak semua
pasangan bisa melakukan hubungan seks setiap hari. Itu sebabnya para
pakar lebih menyarankan untuk bercinta secara teratur, dua sampai tiga
kali seminggu.