A
|
lhamdulillah, Allah SWT masih
memberikan kesempatan untuk kita masih bertemu dengan bulan penuh keberkahan
ini, sederhananya makna berkah berarti terlihat sedikit padahal banyak, 1 bulan
setara dengan 1000 bulan. Bulannya para pencari akhirat untuk panen raya
mendapatkan pahala. Itulah keunikan berkah. Jadi, akan sangat merugi jika waktu
yang satu bulan ini kita sia-siakan lewat begitu saja.
Di bulan inilah Ayat pertama dalam
Al-Quran turun di bumi untuk memulai sebuah peradaban, memperbaiki akhlak dan
akidah yang sudah melenceng di penjuru dunia. Kemudian Allah SWT memerintahkan
Nabi Muhammad SAW untuk mengemban tugas berat nan mulia itu untuk memakmurkan
kembali dunia yang sudah rusak kala itu.
Tatkala itu di Bulan Ramadhan
sebelum Muhammad SAW diangkat menjadi Rosul, beliau dalam kegundahanya
memikirkan masyarakat mekkah yang sudah rusak akhlak dan akidahnya, Hari demi
hari Muhammad SAW selalu merenung di Bukit Nur yang kita kenal dengan Gua Hiro.
Hingga akhirnya Allah SWT memberikan Jawaban yaitu Al-Quran (Surat Al-Alaq 1-5)
Mari kita telaah, saat itu kondisi
masyarakat mekkah sudah rusak, seperti menyembah berhala, mabuk-mabukan,
membunuh bayi, perang antar suku dsb. Namun mengapa Allah SWT justru memberikan
solusi yaitu “iqro” atau “baca”, mengapa tidak langsung menurunkan
ayat seperti hancurkan berhala atau dilarang minum hamr dslb? Di Awal turunya
Al-Quran mengapa kita diharuskan “Membaca?”.
Ini artinya solusi untuk zaman yang sudah rusak diawali dengan “Membaca”.
Dalam sepanjang sejarah Islam, Kebangkitan
dan kebesaran islam tidak lepas dari Ilmu Pengetahuan, seperti Bagdad yang
memiliki Perpustakaan terbesar kala itu, dipimpin oleh seorang yang mencintai
ilmu yaitu Harun Ar-Rasyid. Andalus juga memiliki perpustakaan yang tidak kalah hebat dengan
bagdad, mereka mau berkorban mencari buku-buku dipenjuru bumi baik ilmu agama
maupun umum. Maka tak heran Islam saat itu menjadi Kuat dan disegani negara
lain dan banyak para ilmuan dan Ulama masyhur yang lahir. Namun ketika Muslimin
sudah mulai meninggalkan budaya Membaca, perpustakaan sepi, majelis ilmu sepi
namun dunia Hiburan ramai digandrungi, maka tak heran sedikit demi sedikit
kehancuran mulai terlihat. Terbukti Jauh setelah Harun ArRasyid memimpin, ketika
bagdad dipimpin oleh pemimpin yang dzolim dan jauh dari ilmu Al-Quran, Pasukan
Mongol menyerang Bagdad dan hampir tidak ada perlawanan, muslimin ternina
bobokan dengan duniawi. Pasukan mongol justru membakar Perpustakaan terbesar
itu, buku-buku yang dibuat bertahun-tahun oleh para ilmuan muslim dibuang ke
sungai tigris, sengaja mereka mengincar Ilmu, karena Mongol tau bahwa tanpa
Ilmu Pengetahuan negara tidak akan kuat.
Demikian pelajaran mahal bagi kita,
di zaman modernisasi ini banyak pengaruh luar yang dapat menggeser keberadaan
Ilmu, kita seolah terlena dengan Hiburan yang banyak digandrungi para remaja.
Oleh karenanya di Ramadhan ini selain Menahan rasa lapar dan hawa nafsu, kita
juga diharuskan untuk giat membaca dan menggali Ilmu, baik Agama atau Umum.
Mari kita tingkatkan budaya “Membaca” untuk
sebuah kemuliaan. Semakin banyak membaca semakin terbuka wawasan, semakin
penasaran dan semakin banyak menggali ilmu, semakin banyak ilmu semakin mulia
drajatnya disisi Allah SWT.